Judul : Qashidah Ya Arhamar Rahimin (Habib Abdullah Bin Husain Bin Thahir)
link : Qashidah Ya Arhamar Rahimin (Habib Abdullah Bin Husain Bin Thahir)
Qashidah Ya Arhamar Rahimin (Habib Abdullah Bin Husain Bin Thahir)
Qashidah Ya Arhamar Rahimin
Oleh; H. Rizqi Dzulqornain La Wa La
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا
صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق
وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق
الى صراطك القويم المستقيم *** والأل مقدر قدره العظيم
Qasidah Imam Al-Habib Abdullah bin Husain Bin Thahir ( w. 1272 H)
ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ فَرِّجْ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ
@ Wahai Tuhan yang maha pengasih lebih dari segala yang mengasihi (3 x)
@ berikanlah kelegaan (kelapangan) kepada orang-orang muslim
ياَ رَبَّناَ ياَ كَرِيْمُ ياَ رَبَّناَ ياَ رَحِيْمُ
أَنْتَ الْجَوَّادُ الْحَلِيْمُ وَأَنْتَ نِعْمَ الْمُعِيْنُ
@ Wahai Tuhan kami Wahai Yang Maha Mulia @ Wahai Tuhan kami Wahai Yang Maha Penyayang.
@ Engkau Yang Maha Pemberi lagi bersifat santun @ Engkaulah sebaik-baik tempat untuk meminta pertolongan
وَلَيْسَ نَرْجُوْ سِوَاكَ فَادْرِكْ إِلٰهِىْ دَرَاكَ
قَبْلَ الْفَناَ وَالْهَلاَكِ يَعُمُّ دُنْيَا وَدِيْنَ
@ Kami tidak berharap melainkan kepadaMu @ maka capaikanlah kami Yaa Ilaahi dengan satu pencapaian
@ Sebelum datang kehancuran dan kemusnahan @ yang menular di dunia dan agama.
وَمَا لَنَا رَبَّنَا سِوَاكَ يَا حَسْبَنَا
يَا ذَا اْلعُلىٰ وَاْلغِنٰى وَيَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ
. @ Kami tidak memiliki tumpuan wahai Tuhan kami @ selain Engkau, Wahai yang cukup diri-Mu sebagai penolong kami
@ Wahai Pemilik ketinggian dan Kekayaan @ Wahai yang Maha Kuat dan Maha Kokoh.
نَسْاَلُكَ وَالِيْ يُقِيْمُ اَلْعَدْلَ كَىْ نَسْتَقِيْمُ
عَلىٰ هُدَاكَ اْلقَوِيْمُ وَلَا نُطِيْعُ الَّلعِيْنُ
. @ Kepada-Mu kami meminta pemimpin yang menegakkan @ keadilan, agar kami bisa istiqomah
. @ Berpegang pada petunjuk-Mu yang lurus @ dan kami tidak mematuhi orang yang terkutuk.
يَارَبَّنَا يَامُجِيْبُ أَنْتَ السَّمِيْعُ اْلقَرِيْب ُ
ضَاقَ اْلوَسِيْعُ الرَّحِيْبُ فَانْظُرْ إِلَى الْمُؤْمِنِيْنَ
@ Ya Tuhan kami, Wahai pengabul do’a @ Engkau Maha Mendengar lagi Maha Dekat
. @ Terasa sempit ruang yang luas dan lapang @ maka perhatikanlah kepada orang-orang mukmin
نَظْرَةْ تُزِيْلُ اْلعَنَا عَنَّا وَتُدْنِىْ الْمُنَا
مِنَّا وَكُلَّ الْهَنَا نُعْطَاهُ فِىْ كُلِّ حِيْنٍ
@ Dengan perhatian yang bisa mengusir kepenatan @ dari kami, perhatian yang dapat mendekatkan pada keinginan
@ Dari kami, dan setiap kesenangan @ yang diberikan kepada kami, di setiap kesempatan
أَسْئَلُكَ بِجَاهِ الْجُدُوْدِ وَالِيْ يُقِيْمُ الْحُدُوْدَ
فِيْنَا فَيَكْفِى الْحَسُوْدَ وَيَدْفَعُ الظَّالِمِيْنَ
@ Kepada-Mu aku memohon dengan sunguh @ seorang pemimpin yang menegakkan batas-batas.
@ Di tengah kami, batas-batas yang mencegah orang-orang dengki @ dan membasmi orang-orang zalim
يُزِيْلُ لِلْمُنْكَرَاتِ يُقِيْمُ لِلصَّلَوَاتِ
يَأْمُرُ بِالصَّالِحَاتِ مُحِبُّ لِلصَّالِحِيْنَ
@ Memberantas berbagai kemungkaran @ mendirikan shalat lima waktu
@ Memerintahkan berbagai perbuatan baik @ mencintai orang-orang yang sholih
يُزِيْحُ كُلَّ الْحَرَامِ يَقْهَرُ كُلَّ الطَّغَامِ
يَعْدِلُ بَيْنَ اْلأَنَامِ يُؤَمِّنُ الخآئِفِيْنَ
@ Menyingkirkan semua yang haram @ menghapuskan semua kebodohan
@ Berlaku adil di tengah-tengah manusia @ memberikan rasa aman untuk orang-orang yang ketakutan
رَبِّ اسْقِنَا غَيْثَ عَامٍ نَافِعْ مُبَارَكْ دَوَامَ
يَدُوْمُ فِىْ كُلِّ عَامٍ عَلىٰ مَمَرِ السِّنِيْنَ
@ Ya Tuhanku, siramilah kami dengan hujan yang merata @ manfaat dan berkahnya, selama-lamanya.
@ Yang terus berlangsung setiap tahun @ dalam jangka bertahun-tahun
رَبِّ احْيِنَا شَاكِرِيْنَ وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ
نُبْعَثْ مِنَ الْآمِنِيْنَ فِىْ زُمْرَةِ السَّابِقِيْنَ
@ Ya Tuhanku, hidupkanlah kami dalam syukur @ dan wafatkanlah kami sebagai muslim
@ Bangkitkanlah sebagai orang yang aman @ di dalam rombongan orang-orang terdahulu
بِجاَهِ طٰهَ الرَّسُوْلِ جُدْ رَبَّناَ بِالْقَبُوْلِ
وَهَبْ لَناَ كُلَّ سُوْلٍ رَبِّ اسْتَجِبْ لِيْ آمِيْنَ
@ Dengan kedudukan Thaaha utusan Allah @ bermurah hatilah wahai Tuhan kami, untuk menerima
@ Anugerahilah kami setiap sesuatu yang diminta @ Ya Tuhanku, kabulkanlah untukku dan perkenankanlah
عَطَاكَ رَبِّيْ جَزِيْلٌ وَكُلُّ فِعْلِكْ جَمِيْلٌ
وَفِيْكَ أَمَلْنَا طَوِيْلٌ فَجُدْ عَلَى الطَّامِعِيْنَ
@ Pemberian-Mu, ya Tuhanku, amat banyak @ semua perbuatan-Mu itu indah
@ Pada-Mu angan kami menjadi panjang @ maka bermurahlah pada orang-orang yang berkeinginan besar
يَارَبِّ ضَاقَ الْخِنَاقُ مِنْ فِعْلِ مَا لَا يُطَاقُ
فَامْنُنْ بِفَكِّ اْلغَلَاقِ لِمَنْ بِذَنْبِه۪ رَهِيْنٌ
@ Ya tuhanku, leher ini terasa sempit @ karena amal yang tidak sanggup ku penuhi
@ Maka karuniailah, dengan membuka penutup @ orang yang tersandra dosanya
وَاغْفِرْ لِكُلِّ الذُّنُوْبِ وَاسْتُرْ لِكُلِّ الْعُيُوْبِ
وَاكْشِفْ لِكُلِّ الْكُرُوْبِ وَاكْفِ أَذَى الْمُؤْذِيِـيْنَ
. @ Ampunkanlah semua dosa @ tutupilah semua aib
@ Hilangkan segala kesusahan @ jauhkan gangguan orang-orang jahat
وَاخْتِمْ بِأَحْسَنْ خِتاَمٍ إِذَا دَناَ اْلإِنْصِرَامُ
وَحاَنَ حِيْنُ الْحِماَمِ وَزَادَ رَشْحُ الْجَبِيْنِ
@ Sudahilah kami dengan sebaik-baik kesudahan @ apabila hampir waktu untuk berpisah
@ Ketika hampir kepada maut @ saat kening bercucur keringat
ثُمَّ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلىٰ شَفِيْعِ اْلأَناَمِ
وَاْلآلِ نِعْمَ الْكِرَامُ وَالصَّحْبِ وَالتَّابِعِيْنَ
@ Dan shalawat serta salam, curahkanlah @ kepada pemberi Syafa’at bagi seluruhmanusia
@ Dan keluarganya, orang-orang terhormat paling baik @ juga para sahabat dan tabi’in.
Qashidah di atas dicatat dalam kitab Majmu’ al-Habib Abdullah Bin Husain Bin Thahir halaman: 583.
Biografi Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thahir
Beliau lahir di kota Tarim, sebuah kota kecil di Yaman Selatan pada tahun 1191 Hijriyah. Menimba ilmu dari para ulama besar di Hadhramaut, dari Makkah dan Madinah. Di antaranya: Sayyid Umar Bin Segaf Bin Muhammad as-Segaf, Sayyid Hamid Bin Umar al-Munaffar, Sayyid Aqil Bin Umar Bin Yahya, Sayyid Ali al-Baitiy, Sayyid Umar Umar Bin Abdur Rasul al-Atthar, Sayyid Ahmad Bin Alawiy Jamalul Lail dan lain-lain. Dengan kemauan yang kuat dan kecerdasan yang luar biasa serta kebersihan dan keikhlasan hati, pada akhirnya beliau menjadi salah seorang ulama besar pada masanya. Banyak penuntut ilmu yang belajar kepada beliau yang di kemudian hari menjadi ulama besar di antaranya adalah Sayyid Muhammad bin Husain Al-Habsyi, Sayyid Ahmad Bin Hasan al-Atthaas, Syekh Abdullah Bin Ahmad Basaudan, Sayyid Hamid Bin Umar as-Segaf, Sayyid Aidrus Bin Umar al-Habsyiy, dan Al-Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyiy, penulis kitab Maulid Nabi Muhammad (Simthud Duror).
Dari tangan beliau juga lahir karya-karya (kitab) yang cukup fenomenal, antara lain Diwan (kumpulan syair), al-Washiah an-Nafi’ah fi Kalimat Jami’ah, Dzikru al-Mu’minin bima Ba’atsa bihi Sayyidil Mursalin (berisi tentang ajakan untuk mengerjakan amal salih), Sullam at-Taufiq (tentang fiqih dan Tasawuf), Miftahul I’rab (tentang ilmu nahwu) dan Majmu’.
Beliau meninggal pada usia 81 tahun, yakni pada tahun 1272 Hijriyah. Tepatnya, setelah menjalani kehidupan yang penuh dengan perjuangan di jalan Allah, baik dalam ilmu agama maupun perjuangan politiknya, dengan mengatakan yang benar di hadapan penguasa pada masa itu.
Abuya Assayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasaniy dalam kitabnya, Abwabul Faraj, menyatakan bahwa memperbanyak bacaan Ya Arhamar Rahimin termasuk pintu-pintu terbesar untuk mendapatkan kelapangan dan solusi dari promblematika hidup. Kalimat ini, oleh sebagian ulama disebut-sebut sebagai wujud asa Allah yang teragung (Ismullah Al-Adzam).
Al Qur’an telah menceritakan kisah Nabi Ayyub Alaihissalam dalam surat alanbiya sebagai berikut
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya:"(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa bencana kesempitan, dan engkau adalah Tuhan yang maha penyayang di antara semua penyayang."
Kandungan ayat ini menerangkan bahwa nabi ayyub mengadu kepada allah atas kesulitan hidup dan penyakit yang menimpanya, dengan menyebut asma-Nya sebagai Arahmur Rahimin, atas aduan ini dan dengan asma agung itu,
Allah berkenan mengabulkan doanya dan melenyapkan "ad-dlurr" (kesulitan hidup) yang dideritanya. Secara bahasa, selain bermakna bahaya, kesengsaraan, kemalangan, kekurangan harta (kemiskinan), kemelaratan dan lainnya.
Oleh karena kisah doa nabi ayyub ini dituturkan kembali secara abadi oleh Al-Qur'an, maka kisah doa ini hakikatnya adalah ditujukan untuk kita semua agar berteladan dengannya.
Abuya Assayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani dalam Abwabul Faraj, Dikisahkan tentang sahabat Zaid bin Haritsah menyewa seekor bagal (peranakan kuda dan keledai) untuk menuju ke Thaif Orang tersebut mau menyewakan dengan ketentuan dia dapat melakukan transit di tempat manapun yang dia kehendaki. Lalu berjalanlah bagal tersebut hingga mengarah pada sebuah rumah kosong. "Turunlah!!! ujar pemiliki bagal pada sang sahabat. Di dalam rumah sepi ternyata terdapat banyak mayat-mayat bergelimpangan dan tengkorak-tengkorak berserakan.
Tahulah sang sahabat bahwa orang yang menyewakan bagal merupkana seorang pembunuh kejam berdarah dingin. Sang sahabat pun kini menanti giliran untuk dibunuhnya.
Tahulah sang sahabat bahwa orang yang menyewakan bagal merupkana seorang pembunuh kejam berdarah dingin. Sang sahabat pun kini menanti giliran untuk dibunuhnya.
Sang sahabat berujar, "Biarkan aku melakukan shalat 2 rakaat dulu. "Si pembunuh membalasnya angkuh, "Baik. Lakukanlah shalat sebelum aku membunuhmu, mereka sebelumnya pun juga pada shalat, tapi shalat mereka tidak memberikan manfaat sedikit pun.
Mereka tetap terbunuh. "Usai shalat, pembunuh menhampirinya. Saat itu, sang sahabat berucap dengan sepenuh hati, "ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ". Tiba-tiba muncul suara, "Jangan bunuh dia!!!" Si pembunuh terkejut. Ia keluar mencari sumber suara itu, tapi tidak mendapati apapun.
Kemudian dia kembali menghampiri sang sahabat untuk membunuhnya. Dan kembali sang sahabat mencuapkan kalimat munajatnya itu. Pada kali ketiga, di saat sang pembunuh begitu yakin dapat melmpiaskan nafsu kejamnya, tiba-tiba muncul sosok penunggang kuda memegan sangkur, dengan ujung sangkur yang menyalakan api. Penunggang kuda itu menusuk si pembunuh dengan sangkur itu hingga tembus pada punggungnya. Matilah dia terkapar.
Kemudian dia kembali menghampiri sang sahabat untuk membunuhnya. Dan kembali sang sahabat mencuapkan kalimat munajatnya itu. Pada kali ketiga, di saat sang pembunuh begitu yakin dapat melmpiaskan nafsu kejamnya, tiba-tiba muncul sosok penunggang kuda memegan sangkur, dengan ujung sangkur yang menyalakan api. Penunggang kuda itu menusuk si pembunuh dengan sangkur itu hingga tembus pada punggungnya. Matilah dia terkapar.
Pengunggang kuda (besar kemungkinan adalah jelmaan malaikat) kemudian menghampiri sang sahabat dan berkata, "Saat engkau kali pertama mengucapkan 'ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ', aku masih berada di langit ketujuh. Kali kedua engkau mengucapkannya, aku berada di langit dunia dan kali ketiga engkau mengucapkannya aku sudah datang di depanmu".
Adapun Sanad Muttashil kepada pengarang Qashidah Ya Arhamar Rahimin, Al-Habib Abdullah Bin Husain Bin Thahir rahimahullah, sebagai berikut:
الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن المحدث السيد عبد الرحمن بن الحافظ عبد الحي الكتاني عن والده عن السيد أحمد بن حسن العطاس الباعلوي عن السيد عيدروس بن عمر الحبشي عن القطب السيد عبد الله بن حسين بن طاهر رضي الله عنه
Dari jalur Habib Salim Bin Abdullah Bin Umar as-Syathiriy hafizhahullah;
الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة الحبيب سالم بن عبد الله الشاطري عن السيد مصطفى بن أحمد المحضار عن السيد عيدروس بن عمر الحبشي عن القطب السيد عبد الله بن حسين بن طاهر رضي الله عنه
Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 90.
Khadimul Majlis al-Mu'afah
H. Rizqi Dzulqornain Lawala
instagram.com/Zulqornain_Muafiy
@rizkialbatawi
Demikianlah Artikel Qashidah Ya Arhamar Rahimin (Habib Abdullah Bin Husain Bin Thahir)
Sekianlah artikel Qashidah Ya Arhamar Rahimin (Habib Abdullah Bin Husain Bin Thahir) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.